- bentuk molekul,
- gaya antarmolekul,
- hukum dasar kimia, dan
- stoikiometri.
Soal No. 31 tentang Bentuk Molekul
Nomor atom fluor dan belerang berturut-turut adalah 9 dan 16. Pernyataan yang benar tentang senyawa belerang tetrafluorida adalah ....
- bersifat polar
- mempunyai sudut ikatan F-S-F sebesar 109°
- memiliki sepasang elektron bebas pada atom S
- berbentuk tetrahedral
Pembahasan
Senyawa yang terbentuk dari atom fluor (F) dan belerang (S) adalah belerang tetrafluorida:SF4
Sekarang kita perhatikan distribusi elektron atom pusat S:
16S : 2, 8, 6
Dari distribusi elektron tersebut, kita mengetahui bahwa atom pusat S mempunyai 6 elektron terluar, 4 di antaranya digunakan untuk berikatan dengan atom F. Berarti tersisa 2 elektron (sepasang elektron) bebas. (pernyataan 3 benar)
Karena mempunyai pasangan elektron bebas, bentuk molekulnya tidak simetri sehingga bersifat polar. (pernyataan 1 benar)
Pada senyawa SF4, atom pusat S mengikat 4 atom F (PEI = 4) dan terdapat sepasang elektron bebas (PEB = 1) sehingga tipe molekulnya adalah:
AX4E
Bentuk molekul dari tipe tersebut adalah tetrahedral terdistorsi (lebih mirip segitiga bipiramida daripada tetrahedral) dengan sudut aksial 180° dan sudut ekuatorial 120°. (pernyataan 2 dan 4 salah)
Jadi, pernyataan yang benar adalah nomor 1 dan 3 (B).
Tabel tentang tipe dan bentuk molekul bisa di lihat di Pembahasan Kimia UN: Bentuk Molekul.
Soal No. 32 tentang Gaya Antarmolekul
Dalam larutan, interaksi yang dominan antara molekul I2 dengan molekul etanol adalah ....
A. ikatan hidrogen
B. dipol terinduksi - dipol permanen
C. ion - dipol permanen
D. dipol permanen - dipol permanen
E. gaya dispersi London
A. ikatan hidrogen
B. dipol terinduksi - dipol permanen
C. ion - dipol permanen
D. dipol permanen - dipol permanen
E. gaya dispersi London
Pembahasan
Molekul etanol bersifat polar sehingga memiliki dipol permanen. Sedangkan molekul I2 bersifat nonpolar. Tetapi ketika molekul I2 berdekatan dengan etanol, molekul I2 terinduksi atau terimbas dipol etanol sehingga menghasilkan dipol terinduksi. Akibatnya terjadi interaksi antara molekul I2 dengan molekul etanol.Sedangkan ikatan hidrogen adalah ikatan antarmolekul yang sangat polar. Hanya ada tiga molekul yang berikatan hidrogen, yaitu HF, H2O, dan NH3.
Ion - dipol permanen terjadi pada molekul ion dan molekul polar. Contohnya interaksi antara NaCl (molekul ion) dengan H2O (molekul polar).
Gaya dispersi London adalah gaya interaksi antarmolekul nonpolar, misal gaya interaksi antar molekul Cl2.
Jadi, interaksi yang dominan antara molekul I2 dengan molekul etanol adalah dipol terinduksi dengan dipol permanen (B).
Soal No. 33 tentang Hukum Dasar Kimia
Pada suhu dan tekanan tertentu, 80 mL suatu hidrokarbon X bereaksi sempurna dengan 360 mL oksigen, menghasilkan 240 mL karbondioksida dan 240 mL uap air. Senyawa hidrokarbon X yang mungkin adalah ....
A. etena
B. etana
C. propena
D. propana
E. butena
A. etena
B. etana
C. propena
D. propana
E. butena
Pembahasan
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang hanya tersusun dari atom C dan H. Kita misalkan hidrokarbon X adalah:CxHy
Reaksi yang terjadi adalah:
CxHy + O2 → CO2 + H2O
Karena disebutkan bahwa hidrokarbon X bereaksi sempurna dengan oksigen, berarti oksigen habis beraksi atau tepat bereaksi sehingga perbandingan volume masing-masing senyawa merupakan perbandingan koefisiennya (hukum kesetaraan koefisien, volume, dan mol).
CxHy : O2 : CO2 : H2O = 80 : 360 : 240 : 240
= 2 : 9 : 6 : 6
Dengan demikian, reaksi setara untuk reaksi tersebut adalah:
2CxHy + 9O2 → 6CO2 + 6H2O
Berdasarkan reaksi setara tersebut diperoleh:
- Jumlah atom C
2x = 6
x = 3
- Jumlah atom H
2y = 6 × 2Dengan demikian, senyawa hidrokarbon tersebut adalah:
y = 6
C3H6 (propena, golongan alkena CnH2n)
Jadi, senyawa hidrokarbon X yang mungkin adalah propena (C).
Soal No. 34 tentang Stoikiometri
Silikon karbida atau karborundum dapat diperoleh dengan mereaksikan SiO2 (Ar Si = 28, O = 16) dengan karbon (Ar C = 12) pada temperatur tinggi menurut reaksi:
2C (s) + SiO2 (s) → SiC (s) + CO2 (g)
Jika 4,5 g karbon direaksikan dengan 3,0 g SiO2 menghasilkan 1,5 g karborundum maka persentase hasil reaksi tersebut adalah ....
A. 20%
B. 38%
C. 60%
D. 75%
E. 90%
2C (s) + SiO2 (s) → SiC (s) + CO2 (g)
Jika 4,5 g karbon direaksikan dengan 3,0 g SiO2 menghasilkan 1,5 g karborundum maka persentase hasil reaksi tersebut adalah ....
A. 20%
B. 38%
C. 60%
D. 75%
E. 90%
Pembahasan
Yang dimaksud persentase hasil reaksi adalah perbandingan massa karborundum (SiC) yang diperoleh melalui praktik terhadap massa SiC menurut perhitungan teori. Massa 1,5 g SiC yang disebutkan dalam soal di atas adalah massa SiC yang diperoleh melalui praktik.Nah, sekarang mari kita cari massa SiC menurut perhitungan teori. Kita mulai dengan menentukan nilai mol masing-masing senyawa pereaksi.
mol C = 4,5/12 mol (gr C/Ar C)
= 0,375 mol
mol SiO2 = 3/60 mol (Mr SiO2 = 60)
= 0,05 mol
Jika yang bereaksi 0,375 mol C maka berdasarkan koefisien reaksinya, nilai mol SiO2 yang bereaksi adalah 1/2 × 0,375 mol = 0,1875 mol. Hal ini tidak mungkin karena nilai mol SiO2 yang tersedia hanyalah 0,05 mol. Dengan demikian, yang bereaksi habis adalah SiO2.
Selanjutnya kita tentukan massa dari karborundum dengan berpedoman pada nilai mol SiO2.
mol SiC = 1/1 × mol SiO2.
= 0,05 mol
massa SiC = mol SiC × Mr SiC
= 0,05 × 40 gram
= 2 gram
Massa karborundum yang diperoleh adalah 1,5 gram, sedangkan menurut perhitungan teori diperoleh 2 gram, persentasenya adalah:
(1,5)/2 × 100% = 75%
Jadi. persentase hasil reaksi tersebut adalah
Soal No. 35 tentang Stoikiometri
Sebanyak 1,6 g batuan yang mengandung tembaga dilarutkan dalam HCl pekat berlebih. Semua ion tembaga (Ar Cu = 63,5) dalam larutan ini diendapkan sebagai tembaga sulfida (Ar S = 32). Bila massa endapan yang diperoleh adalah 0,48 g maka kadar tembaga dalam batuan tersebut adalah ....
A. 60%
B. 40%
C. 30%
D. 20%
E. 10%
A. 60%
B. 40%
C. 30%
D. 20%
E. 10%
Pembahasan
Mula-mula batuan yang mengandung tembaga direaksikan dengan HCl. Kemudian hasilnya direaksikan dengan belerang (S) untuk mendapatkan endapan tembaga sulfida (CuS).Cu + 2HCl → CuCl2 + H2
CuCl2 + S → CuS + Cl2
Nilai mol dari CuS adalah:
mol CuS = 0,48/95,5 (Mr CuS = 95,5)
= 0,005
Karena koefisien CuS, CuCl2, dan Cu adalah sama maka nilai molnya juga sama. Sehingga:
massa Cu = mol Cu × Ar Cu
= 0,005 × 63,5 gram
= 0,32 gram
Dengan demikian, dalam 1,6 g batuan terkandung 0,32 g tembaga. Kadar tembaga dalam batuan tersebut adalah:
0,32/1,6 × 100% = 20%
Jadi, kadar tembaga dalam batuan tersebut adalah 20% (D).
Simak Pembahasan Soal TKD Saintek SBMPTN 2015 selengkapnya.
Dapatkan pembahasan soal dalam file pdf di sini.
Demikian, berbagi pengetahuan bersama Kak Ajaz. Silakan bertanya di kolom komentar apabila ada pembahasan yang kurang jelas. Semoga berkah.
pak itu nomer 34 , 20 atu 75 persen??
ReplyDeleteOh ya, maaf salah ketik. Terima kasih mas Rockers Smaga atas koreksinya. Kesalahan sudah saya perbaiki.
Deleteterima kasih pembahasanna, sangan bagus dan mudah untuk dipahami.
ReplyDeleteSama-sama mas Rizalt. Semoga bermanfaat.
DeletePak itu yang nomer 33, perbandingan 80:360:240:240. Itu darimana?
DeleteItu volume masing-masing pereaksi dan hasil reaksinya (terdapat pada soal).
DeleteKarena koefisien setara dengan volume maka untuk mendapatkan koefisien reaksi, kita bandingkan volumenya.
Terimakasih Pak, sangat bermanfaat. Sukses selalu
ReplyDeleteTerima kasih kembali, Swifties. Sukses juga untuk Anda.
DeleteSangat bermanfaat
ReplyDeleteTerima kasih, Karina. Semoga berkah
Delete